Minggu, 15 September 2013

50 Legenda Juventus

Inilah dia 50 legenda Juventus yang namanya akan diabadikan dalam bentuk walk of fame di stadion baru Juventus. Setiap nama pemain itu akan dicantumkan pada tanda bintang di jalan sekitar stadion.

Berikut 50 pemain Juve yang akan disematkan pada walk of fame di stadion baru itu (sesuai abjad):

1. Alessandro Del Piero
2. Alessio Tacchinardi
3. Angelo Di Livio
4. Angelo Peruzzi
5. Antonello Cuccureddu
6. Antonio Cabrini
7. Antonio Conte
8. Carlo Bigatto
9. Carlo Parola
10. Ciro Ferrara
11. Claudio Gentile
12. David Trezeguet
13. Didier Deschamps
14. Dino Zoff
15. Fabio Capello
16. Fabrizio Ravanelli
17. Felice Borel
18. Franco Causio
19. Gaetano Scirea
20. Giampiero Boniperti
21. Giampiero Combi
22. Gianluca Pessotto
23. Gianluca Vialli
24. Gigi Buffon
25. Giuseppe Furino
26. John Charles
27. John Hansen
28. Lucidio Sentimenti
29. Luis Del Sol
30. Marco Tardelli
31. Mauro Camoranesi
32. Michel Platini
33. Moreno Torricelli
34. Omar Sivori
35. Paolo Montero
36. Paolo Rossi
37. Pavel Nedved
38. Pietro Anastasi
39. Pietro Rava
40. Raimundo Orsi
41. Roberto Baggio
42. Roberto Bettega
43. Romeo Benetti
44. Sandro Salvadore
45. Sergio Brio
46. Stefano Tacconi
47. Umberto Caligaris
48. Virginio Rosetta
49. Zinedine Zidane
50. (Masih dalam proses pemilihan)

Kamis, 12 September 2013

'Bianconeri sejak 1903' : Sejarah hitam-putih antara Notts County dan Juventus


Stadion Baru Juventus
Stadion Baru Juventus

Pada tanggal 8 September 2011 (9 September 2011, pukul 00.45 WIB), Juventus akan meresmikan Stadion baru mereka. Satu-satunya Stadion di Italia yang akan menjadi milik sendiri dari klub di Liga Italia.

Dan untuk merayakannya, akan dilakukan sebuah laga persahabatan melawan Notts County, klub tertua di Inggris yang saat ini bermain di League One (Divisi tiga) Liga Inggris. Notts County mungkin memang 'tim kelas bawah', namun klub ini punya sejarah besar dalam pembentukan karakter yang melekat pada Juventus hingga saat ini, yaitu 'Bianconeri'. 

Bagi Juventini yang belum mengetahui kisahnya, berikut kami berikan artikel mengenai hubungan sejarah dari kedua tim tersebut, diterjemahkan dan disesuaikan sedikit dari www.juventus.com

=========================================================================

Di seluruh dunia, Juventus dikenal karena pemain-pemain juaranya, raihan trofinya, dan terutama karena warna mereka. Hitam-putih (Bianconero) telah menjadi trademark tersendiri bagi Juventus, yang seolah telah menjadi karakter tersendiri untuk menggambarkan Juventus.

Namun, kombinasi warna ini sebenarnya tidak berumur selama 114 tahun berdirinya klub ini. Ketika pertama kali Juventus berdiri, pada 1 November 1897 – dan sampai pada tahun-tahun awal abad ke-20, tim ini menggunakan seragam dengan warna tradisional pink, atau lebih lengkapnya, kemeja berwarna pink dengan dasi berwarna hitam dan celana hitam, sesuai dengan peraturan berpakaian saat itu. 


Seragam pertama Juventus sejak berdiri pada tahun 1897 - 1903
Seragam pertama Juventus sejak berdiri pada tahun 1897 - 1903


Pada tahun 1903, terjadilah titik balik tersebut, salah satu rekanan dari pemain di tim saat itu, John Savage, dipercaya untuk mencari pembuat seragam yang lebih profesional. Ia dimintai bantuan untuk memesan seragam langsung dari “rumah lahirnya sepakbola” yaitu Inggris, namun, tanpa spesifikasi yang jelas. Dan disinilah kemudian sejarah “Bianconeri’ terjadi, seperti yang dituliskan oleh Giuseppe Sergi dalam bukunya Juvecentus. La mostra del Centenarioyang diterbitkan pada tahun 1997, untuk memperingati 100 tahun berdirinya Juventus. “Salah satu penjual dari Nottingham – ujar Sergi – yang merupakan teman dari rekanan yang tergabung dalam proyek pencarian produsen seragam ini, terpilih sebagai supplier. Ia kemudian malah mengirimkan ke Italia seragam yang sudah jadi milik Notts County, salah satu klub yang dekat dengan Nottingham Forest di kota tersebut. Seragam ini memiliki garis-garis vertical hitam-putih dan, menurut ingatan rekanan tersebut, sebenarnya dilihat dengan penuh keraguan (warna putih awalnya dikira warna pink pucat). Bagaimanapun juga, pikiran praktis akhirnya berbicara, seragam sudah terlanjur dikirimkan ke Turin, dan anggapan telah memperoleh seragam yang berbahan lebih baik dan sangat ‘Inggris’ mengalahkan semua kesalahan. Dan sejak saat itulah, seragam paling populer di Itali lahir, tanpa adanya rencana yang besar atau pertimbangan yang matang. Kebetulan, dua warna yang berbeda ini justru menunjukkan kecocokan dengan karakter utama dari Juventus : pendukung yang vocal dan karakter yang elit.”


Juventus saat pertama kali mengenakan seragam Bianconeri yg salah kirim itu.
Juventus saat pertama kali mengenakan seragam Bianconeri yg salah kirim itu.

Terdapat beberapa kenangan membahagiakan yang berhubungan dengan warna Juventus. Pada tahun 1905, dua tahun setelah dikenakannya seragam ‘hitam-putih’, tim berhasil meraih gelar pertama mereka, yang pertama dalam sejarah panjang tim sejak berdiri pada 1897.


Juventus thn 1905, dengan seragam Pink dan Hitam-putih
Juventus thn 1905, dengan seragam Pink dan Hitam-putih


Jersey Juventus musim 2011-2012
Jersey Juventus musim 2011-2012

Bahkan hingga hari ini, 108 tahun kemudian, Juventus berhutang takdir mereka pada kesalahan yang muncul dalam sejarah tersebut. Dan terutama kepada Notts County. Dan tamu mana yang lebih baik dari mereka untuk merayakan momen bersejarah lainnya dalam peresmian Stadion Baru Juventus?? Untuk sebuah laga dalam “Hitam dan Putih”.

Notts County
Notts County

Juventus
Juventus
Notts County - Juventus : Two hearts, One soul, Since 1903
Notts County - Juventus : Two hearts, One soul, Since 1903

Tragedi Heysel, Sejarah Paling Kelam dalam Dunia Sepakbola

Tragedi Heysel. Tragedi Heysel merupakan tragedi yang sangat mengerikan ketika itu, dimana sekitar 600 supporter sepakbola menderita cedera dan di eropa sedang memperingati terjadinya tragedi tersebut seperti yang saya kutip dari situsnya tempointeraktif. Presiden UEFA, Michael Platini berjanji tragedi di Stadion Heysel tidak akan terulang kembali di mana dirinya menghadiri peringatan 25 tahun terjadinya kejadian memilukan itu di Italia. Platini mengatakan peringatan tragedi juga dilakukan di Belgia, Inggris, dan Italia untuk mengenang peristiwa yang terjadi pada 1985 tersebut. Ketika itu, 39 nyawa melayang, kebanyakan suporter fanatik Juventus ketika tembok stadion runtuh di mana mereka sedang menunggu untuk menonton timnya bermain melawan Liverpool pada laga final Piala Eropa di Brussels.  600 suporter lainnya menderita cedera.


Foto Galeri Tragedi Heysel

Meski peristiwa itu memakan nyawa, panitia tetap menggelar laga antara Liverpool dan Juventus tersebut. Mereka memutuskan jika membatalkan pertandingan akan membawa risiko terjadinya kerusuhan. Platini, yang waktu itu menjadi punggawa Juventus di mana timnya menang 1-0 dan menggondol gelar pertama Eropa, mengingat kegelapan menghampirinya ketika insiden itu terjadi. “Saya tidak memikirkan hal itu sama seperti pemain lainnya yang akan tampil di ajang penting. Namun pertandingan digelar di tengah-tengah kegelapan yang membayangi kami. Saya masih mengingatnya sampai hari ini dan tidak bisa melupakannya,” kata Platini.

“Sebagai Presiden UEFA saya menjamin ini akan menjadi prioritas utama saya untuk menjamin tragedi seperti ini tidak terulang kembali,” tegas Platini. Di Inggris, untuk mengenang tragedi Heysel, lonceng-lonceng dibunyikan di seantero Liverpool. 39 genta lonceng dibunyikan di balai kota untuk mengenang korban dan bendera di kibarkan di seluruh Liverpool untuk menghormati tragedi tersebut.

Direktur Pelaksana Liverpool, Christian Purslow menghadiri acara peringatan di Turin, markas Juventus, beserta para keluarga korban. Bos anyar Nyonya Tua, Andrea Agnelli juga berbicara mengenai kenangannya atas kejadian itu. “Saya masih berusia 9 tahun ketika persitiwa itu terjadi. Saya sedang menonton televisi dan meliaht ekspresi orang tua. Namun saya tidak menyadari apa itu dan mereka tidak bisa menjelaskan kepada saya kejadian tersebut,” ungkap Agnelli.

“Setelah saya dewasa saya baru mengerti. Saya selalu berjuang keras untuk merasakan kemenangan Juventus ketika itu, meski para pemain meyakinkan saya itu adalah pertandingan nyata. Kini kami harus meyakinkan generasi masa depan memiliki stadion yang aman agar sepak bola bisa dinikmati dalam suasana tenang dan penh suka cita,”tegasnya.

Akibat tragedi Heysel seluruh tim Inggris dilarang tampil di ajang Eropa selama lima tahun. Liverpool sendiri mendapat sanksi tambahan semusim. Meski mengkritik kebijakan UEFA dan Asosiasi Sepak Bola Belgia terkait kondisi Stadion Heysel yang tua dan alokasi tiket, tidak ada penyelidikan resmi yang digelar. Stadion Heysel diruntuhkan pada 10994 dan digantikan dengan nama Stadion King Baudouin. Di sini juga digelar peringatan tragedi Sabtu kemarin. Sebuah patung untuk mengenang korban juga didirikan di luar stadion

|| Ini Dia! 8 Sejarah Menarik Derby d'Italia! ||


Siapa yang lebih Superior?

- Tidak satu kota tapi disebut derby. Duel Juventus kontra Internazionale merupakan salah satu derby terpanas di Italia selain derby di kota Roma, Turin, Milan, Genoa, dan Sicilia.

Juventus, yang merupakan klub sepakbola tertua ketiga di Italia, lahir hampir 10 tahun lebih dulu daripada Inter. Adapun Inter dibentuk pada tahun 1908, setelah para pendirinya "bercerai" dengan AC Milan karena tidak puas lantaran kala itu Rossoneri terlalu didominasi pemain lokal.

Walaupun pertemuan Juve-Inter sudah berlangsung sejak 1910, tapi rivalitas mereka baru panas enam dekade kemudian, hingga kini. Berikut ini enam catatan menarik terkait Derby d'Italia:

1. SEBUTAN DERBY D'ITALIA
Istilah Derby d'Italia pertama kali dimunculkan oleh seorang wartawan olahraga terkemuka di Italia bernama Gianni Brera, di tahun 1967.

Sampai saat itu Juventus dan Italia dipandang merupakan representasi sepakbola Italia karena tersukses di kompetisi domestik. Sampai musim 1965/1966, Juve telah mengumpulkan 12 titel Serie A, sedangkan Inter 10. Fans Inter lebih "jemawa" karena kala itu sudah memenangi dua Piala Eropa dan satu Piala Interkontinental.

Dari aspek di luar olahraga, Turin dan Milan adalah kota terbesar di kawasan barat laut Italia, baik secara geografis maupun industri.

Sampai 2005, hanya mereka klub-klub di Italia yang tak pernah terdegradasi dari Serie A. Juve baru terlempar di tahun 2006 karena skandal Calciopoli. Kasus itu semakin memanaskan rivalitas kedua tim, karena satu dari dua gelar yang dicabut dari Juve dioper ke Inter.

2. PERTEMUAN PERTAMA
Pertandingan pertama kedua tim terjadi pada 14 November 1909. Kala itu Juventus meraih kemenangan di kandangnya sendiri dengan skor 2-0. Pemain asli Turin, Ernesto Borel, menjadi pemain pertama yang mencetak gol dalam Derby d'Italia.

Dalam laga perdana itu ia bahkan memborong kedua gol kemenangan Juve. Dua anak laki-lakinya, Aldo Giuseppe dan Felice, kelak juga menjadi pesepakbola dan bermain untuk Bianconeri.

3. DUEL 'PANAS' PERTAMA
- Pertarungan mereka di musim 1960/1961, di giornata 28, disebut-sebut sebagai penanda "permusuhan nyata" di antara kedua klub (dan suporternya). Awalnya otoritas liga memberi Inter kemenangan gara-gara tifosi Juventus menyerbu ke lapangan, dan laga tak mungkin dilanjutkan.

"Di mana-mana ada orang, bahkan di samping bench (pelatih Inter) Helenio Herrera. Tapi tidak tampak ada bahaya yang nyata," kenang Aristide Guarnieri dari Inter.

Akan tetapi, setelah terjadi diskusi, keputusan memenangkan Inter tersebut dibatalkan. Laga harus dimainkan kembali. Sebagai bentuk protes, Inter menurunkan tim mudanya.

Digelar pada 10 Juni 1961, Juventus menyikat tamu sekaligus rivalnya itu dengan 9-1, dan menjadi rekor skor terbesar dalam sejarah Derby d'Italia.

Kemenangan mencolok itu bermakna penting buat Juve karena di akhir musim keluar sebagai juara.

Dua musim berikutnya Inter melakukan pembalasan. Mereka mengalahkan Juve di kandang maupun tandang, dan merebut gelar Scudetto.

4. SENSASI OMAR SIVORI
Ketika Juventus mencukur (tim cadangan) Inter dengan skor 9-1, pada 10 Juni 1961 di Stadio Communale, Turin, Omar Sivori menjadi bintang "Si Zebra" dengan mencetak enam gol. Tidak ada pemain lain sebelum dan sesudah dia yang bisa memborong gol sebanyak itu dalam sejarah Derby d'Italia.
Pemain legendaris asal Argentina itu menyelesaikan musim itu dengan 25 gol, hanya kalah dua dari pemain Sampdoria, Sergio Brighenti, yang menyabet gelar top skorer.

Penampilan gemilang Sivori di Juventus musim itu membuahkan pula penghargaan prestisius buat dirinya. Di akhir tahun ia didapuk sebagai pemain terbaik Eropa, meraih Ballon d'Or, mengalahkan pemain termahal Inter kala itu, Luis Suarez, yang hanya berada di peringkat dua -- setelah di tahun lalu memenanginya saat masih membela Barcelona.

5. REKOR GOL-GOL
Rekor gol terbanyak dalam satu laga Derby d'Italia adalah 10, yang tercipta pada 10 Juni 1960. Pada laga di kandang Juventus itu tuan rumah menang 9-1. Ada lima partai lain yang menghasilkan sedikitnya tujuh gol, yaitu:
* Juventus 7-2 Inter, 14 Desember 1913
* Juventus 6-2 Inter, 17 Januari 1932
* Inter 2-6 Juventus, 19 Juni 1975 (Coppa Italia)
* Inter 6-1 Juventus, 26 November 1911
* Inter 6-1 Juventus, 4 Januari 1913

6. CATATAN GIUSEPPE MEAZZA sampai ZLATAN IBRAHIMOVIC
Giuseppe Meazza total mencetak 12 gol dalam Derby d'Italia. Ia mencetak dua gol untuk Inter saat menang 3-1 di musim 1928/1929, dan membuat hat-trick kala timnya unggul 4-0 di musim 1935/1936. Di musim satu-satunya Meazza memperkuat Juventus (1942/1943), ia membobol gawang Inter saat Bianconeri menang 4-2 di Milan, dan sewaktu kalah 1-3 di Turin.

Ermanno Aebi adalah pemain Inter yang pernah mencetak gol terbanyak dalam satu laga derby d'Italia. Gelandang blasteran Italia-Swiss itu empat kali menjebol gawang Juventus ketika timnya menang telak 6-1 pada November 1911.

Roberto Boninsegna adalah salah satu pemain yang pernah mencetak untuk Juventus maupun Inter dalam Derby d'Italia. Torehan totalnya adalah 12 gol – termasuk sebuah hat-trick (untuk Juve).

Dalam kariernya, Boninsegna pernah tujuh tahun membela Inter, lalu tiga musim memperkuat Juve. Ketika dijual Inter ke Juve di tahun 1976, kabarnya ia marah dan menyemprot presidennya dengan kalimat:
"Kamu saja yang ke Juve!"

Zlatan Ibrahimovic pernah mencetak dua gol ke gawang Inter saat berbaju Juventus. Tapi selama menjadi pemain Nerazzurri ia tak pernah bisa menjebol gawang La Vecchia Signora.

Ibrahimovic adalah pemain terakhir yang pernah memperkuat Juve dan Inter, dan mencetak gol di sebuah Derby d'Italia. Sebelum dia ada Christian Vieri dan Roberto Baggio.

7. HEAD TO HEAD
Di sepanjang sejarah sepak bola, kedua tim telah bertemu sebanyak 219 kali di semua kompetisi. I Bianconeri masih unggul cukup jauh dari I Nerazzurri karena berhasil menorehakan 98 kemenangan dan baru kalah di 68 laga. Sementara 53 pertandingan berakhir imbang.

Di gelaran kompetisi tertinggi di Italia, kedua tim telah berhadapan sebanyak 186 kali, di mana 27 kali di Divisione Nazionale (1909-29 dan 1945/46) dan 159 kali di Serie A (1930-1943 dan 19460-2012). Juventus juga masih unggul atas Internazionale dengan meraih total 83 kemenangan (8 di DN dan 75 di Serie A), 46 imbang (7 di DN dan 39 di Serie A), dan 57 kali kalah (12 di DN dan 45 di Serie A

8. RAIHAN TROFI
JUVENTUS
Domestik (42 Trofi - Terbanyak di Italia): Serie A (28 - Terbanyak), Coppa Italia (9 - Terbanyak bersama AS Roma), Super Italia (5 - Terbanyak ke 2 setelah Milan, sama dgn Inter).

Internasional (11 Trofi - Terbanyak ke 8 didunia): Piala Champions Eropa / Liga Champions (2), Piala Interkontinental (2), Piala Winner (1), Piala UEFA / Liga Europa (3 - Terbanyak bersama Inter dan Liverpool), Piala Super Eropa (2), Piala Intertoto (1).

INTERNAZIONALE
Domestik (30 Trofi -Terbanyak kedua):
Serie A (18 - Terbanyak kedua bersama Milan)
Coppa Italia (7 - Terbanyak ketiga setelah Juve dan Roma), Super Italia (5 - Terbanyak kedua).

Internasional (9 Trofi): Piala Eropa / Liga Champions (3 - Terbanyak ke 7 bersama Man United), Piala Dunia Antarklub (1), Piala Interkontinental (2), Piala UEFA / Liga Europa (3 - Terbanyak bersama Juve dan Liverpool)

 Tranfer Pemain Termahal Dalam Sejarah SerieA Italia




Sport - Tidak bisa disangkal jika Serie A sejak lama dikenal sebagai salah satu kompetisi yang mampu melahirkan pemain kualitas dunia. Sehingga tidak heran jika para bintang Serie A kerap menjadi incaran klub-klub papan atas Eropa.

Alhasil mega transfer kerap tercipta di sepakbola Italia. Bek AC Milan, Thiago Silva menjadi bintang Serie A terbaru yang harus hengkang dari Serie A setelah dibeli dengan nilai transfer fantastis, €42 juta oleh klub kaya asal Prancis, Paris Saint Germain.

Beberapa pekan sebelumnya, PSG juga merekrut bintang Serie A lainnya yang memperkuat Napoli, Ezequiel Lavezzi. Klub milik Sheikh Tamim bin Hamad ini mengguyur Napoli dengan nilai transfer €31 juta demi mendapatkan pemain Argentina itu.

Namun angka tersebut bukanlah nilai yang tertinggi di Serie A
Berikut ini tujuh transfer termahal yang pernah tercipta di bursa transfer Serie A:
Thiago Silva 
  • Thiago Silva
Bursa transfer musim panas 2012 'dipanaskan' dengan penjualan bek AC Milan, Thiago Silva ke klub Ligue 1, Paris Saint Germain (PSG) dengan nilai transfer €42 juta. Rossoneri terpasa melepas salah satu pemain terbaiknya karena krisis keuangan yang membelit.
Juan Sebastian Veron 
  • Juan Sebastian Veron
Klub asal ibukota Italia, Lazio melakukan salah satu penjualan terbesarnya di musim panas 2001. Biancoceleste melepas Juan Sebastian Veron ke Manchester United dengan nilai transfer €42,6 juta. Pemain asal Argentina itu menjadi kunci sukses Lazio saat merengkuh gelar scudetto di musim 2000.
Ronaldo Brazil
  • Ronaldo
Inter Milan di musim panas 2002 memutuskan melepas bomber andalannya, Ronaldo ke Real Madrid dengan nilai transfer €45 juta. Keputusan ini sempat dikecam oleh para superter Nerrazuri yang mencintai pemain asal Brasil ini.
Andriy Shevchenko
  • Andriy Shevchenko
Di musim panas 2006, AC Milan melepas striker mautnya, Andriy Shevchenko ke Chelsea dengan biaya transfer sebesar €46 juta. Kesepakatan ini didasari keinginan keluarga pemain asal Ukraina itu untuk menetap di London Inggris. Selain itu, Sheva juga dikenal dekat dengan pemilik The Blues, Roman Abramovich.
Kaka
  • Ricardo Kaka
Bersamaan dengan penjualan Ibrahimovic dari Inter ke Barcelona, mega transfer lain tercipta di musim panas 2009. Krisis global membuat AC Milan melepas pemain kesayangannya, Ricardo Kaka ke Real Madrid dengan angka €65 juta. Padahal enam bulan sebelumnya, Milan menolak tawaran fantastis dari ManCiy sebesar €120 juta.
Striker timnas Swedia, Zlatan Ibrahimovic, saat latihan
  • Zlatan Ibrahimovic
Presiden Inter Milan, Massimo Moratti melakukan langkah jitu di musim panas 2009 dengan melepas Zlatan Ibrahimovic ke Barcelona dengan nilai transfer total sebesar €69,5 juta. Dengan perincian uang tunai €49,5 juta dan barter Samuel Eto'o yang seharga €20 juta. Eto'o menjadi pemain kunci Inter merengkuh treble winner di tahun 2010.
Zinedine Zidane
  • Zinedane Zidane
Transfer terbesar ditorehkan oleh Juventus pada 2001 kala melepas bintangnya, Zinedane Zidane ke Real Madrid dengan angka fantastis, €73.5 juta. Jumlah ini menjadi rekor transfer termahal di dunia. Dan baru bisa dipecahkan di 2010 saat Madrid membeli Cristiano Ronaldo dari MU dengan harga €94 juta.

Rabu, 11 September 2013

Skuad Terbaik Juventus Dekade 2000-2010














TURIN - Dalam 10 tahun terakhir, banyak kejadian yang menarik terjadi dalam sepakbola Italia. Dua klub Ibukota Lazio dan AS Roma memulai awal dekade dengan menjadi juara. Juventus sempat memegang dominasi Scudetto disusul AC Milan.

Krisis The Calciopoli pada 2006 memberikan sinyal perubahan kekuasaan. Juve harus kehilangan dua gelar dan terdegradasi ke Serie B. Bagian dari keputusan adalah mengangkat Inter Milan sebagai juara baru yang mendapat Scudetto, sekaligus melengkapinya di musim 2007, 2008 dan 2009.

Namun, dalam perjalanan 10 tahun tersebut tidak bisa menghilangkan nama Juventus begitu saja. Nama Nyonya Besar tetap ditempatkan sebagai tim terbaik Italia. Goal.com coba menyusun skuad terbaik Bianconeri dalam satu dekade tersebut,

Formasi Tim: 4-4-2
Gianluigi Buffon (2001- sekarang)
Gianluigi Buffon mungkin sudah melewati masa emasnya sebagai kiper terbaik Italia dan dunia. Namun, nama Buffon saat ini tetap masuk dalam jajaran kiper terbaik di dunia. Tiba pada 2001 dari Parma, Buffon memecahkan rekor transfer kiper termahal dengan 52 juta euro.

Tapi harga tersebut langsung dibayar Gigi dengan penyelamatan-penyelamatan terbaik. Buffon mengantarkan Juve merengkuh Scudetto pada musim pertamanya, selanjutnya ditambah tiga gelar Scudetto (dua gelar harus dianulir karena Calciopoli). Buffon memegang enam titel Kiper Terbaik Serie A, tiga kali kiper terbaik UEFA dan mendapat Bola Perak 2006. Hingga saat ini Buffon masih pilihan utama di bawah mistar Juve dan Timnas Italia.

  • Lilian Thuram (2001-06)
Menjadi pesaing dari Fabio Cannavaro dan Alessandro Nesta sebagai defender terbaik di awal dekade 2000. Tidak dapat disangkal jika Thuram adalah bek terbaik Prancis sepanjang masa. Thuram juga bergabung dengan Juventus dari Parma pada 2001 dengan nilai transfer yang besar.

Dalam lima musim berkarier di Delle Alpi, Thuram kerap memainkan dua posisi, yakni sebagai bek kanan dan bermain di posisi favoritnya, sebagai bek tengah. Thuram adalah gambaran pemain seperti batu karang yang sulit ditembus, pergerakannya cepat, kuat, tak terkalahkan di udara dan ahli menerapkan taktik.

Permainan terbaiknya yang dikenang sepanjang masa adalah perempat final Liga Champions 2003 melawan Barcelona, di Nou Camp. Itu adalah penampilang paling sempurna dari Thuram.
  • Fabio Cannavaro (2004-06 & 2009- )
Kendati sudah menginjak usia 35 tahun, Fabio Cannavaro meilih untuk kembali membela Juventus. Canna pernah menghabiskan dua musim di Turin antara kurun 2004 hingga 2006. Salah satu pembelian terbaik Luciano Moggi dan penjualan paling aneh Inter Milan.

Cannavaro bergabung dengan Juve sebagai bagian dari pertukaran dengan kiper Fabian Carini. Pemain yang besar di kota Napoli ini bersama dua rekannya asal Parma, Thuram dan Buffon, menciptakan pertahanan kokoh. Canna menjadi bek terbaik dunia di musim terakhirnya dengan Juve dan membawa Italia menjadi juara dunia 2006. Gelar itu mengantarkannya mendapat gelar Ballon d'Or.

  • Paolo Montero (1996-2005)
Salah satu defender terkuat dalam sejarah Serie A. Montero masih memegang rekor pemain yang paling sering mendapat kartu merah di Italia. Kendati buruk dalam hal disiplin, pemain asal Uruguay ini adalah jajaran defender papan atas dunia selama berkarier dengan Juve.

Montero adalah sosok bek yang sangat mengenal sebuah pertandingan. Dia sangat professional. Tahu semua trik pemain depan lawan. Bila tidak mendapatkan bola, maka Montero akan menerjang pemainnya. Sayang, Montero tidak beruntung di tiga laga final Liga Champions, termasuk pada musim 2003.

  • Gianluca Pessotto (1995-2006)
Satu dari defender di atas rata-rata pada generasinya. Pessotto pernah menjadi headline di Italia, setelah percobaan bunuh dirinya, ketika Juve tersangkut skandal Calciopoli. Posisi utama Pesotto adalah bek tengah, namun dia bisa ditempatkan sebagai bek kiri dan kanan serta pemain sayap tengah.

Pesotto adalah type pemain yang mungkin tidak mementingkan teknik tinggi. Namun, Pesotto lebih mementingkan permainan efisien. Umpan silangnya kerap berujung gol.

  • Mauro Camoranesi (2002-sekarang)
Mauro Camoranesi adalah pemain yang namanya besar di Juventus. Bergabung dengan Juve pada usia 26 dari klub kecil Verona pada 2002. Pemain berdarah Argentina ini memiliki skill bagus dan dribbling bola yang baik. Posisinya tidak tergantyikan dalma tujuh musim di Juve, sayang cedera membuatnya kerap absen. Posisinya sebagai winger kanan, memberikan Marcello Lippi ide untuk menjajal Gianluca Zambrotta sebagai bek penuh.

  • Edgar Davids (1996-2004)
Pemilik kandidat gelandang bertahan terbaik dalam generasinya. Ketika masih bermain, jarang ada pemain lawan yang mau beradu kekuatan dengan Davids. Pemain asal Belanda ini benar-benar menggunakan julukannya, yakni The Pitbull. Davids dikenal punya tekel yang keras dan baik. Patrick Viera dan Emerson gagal menggantikan perannya. Kini Juve punya Momo Sissoko yang dianggap bisa berperan sebagai Davids.

  • Pavel Nedved (2001-2009)
Pavel Nedved diboyong Juventus untuk diplot sebagai pengganti Zinedine Zidane pada 2001. Juventus harus membayar 41 juta euro kepada Lazio, untuk mendapatkan jasa Nedved. Saat itu tidak ada yang bisa memprediksi apakah Nedved bisa menggantikan peran vital Zidane. Nyatanya, pemain asal Rep Ceska ini mampu menjadi starter dan posisinya tidak tergantikan hingga ia memutuskan mundur dari sepakbola di akhir musim lalu.

Nedved dianggap sebagai gelandang terbaik dari Eropa Timur, yang memiliki kemampuan lengkap. Pemain berambut panjang ini punya masa emas pada musim 2002/2003 kala mendapat gelar Ballon d'Or. Sayang dia gagal mengantarkan Juve juara Liga Champions, setelah harus absen di final melawan AC Milan yang kala itu digelar di Old Trafford. Gol spekatakuler diciptakannya pada perempatfinal melawan Barcelona dan Real Madrid di semifinal.

  • Gianluca Zambrotta (1999-2006)
Banyak orang melupakan Zambrotta hingga 2002-03, Zambrotta adalah bagian dari gelandang Juventus. Kehadiran Camoranesi membuat Lippi menjajal Zambrotta ke posisi bek, yang ternyata bsia diperankannya dengan baik Antara 2004 dan 2006, Zambrotta adalah jajaran bek terbaik dunia.

Kelebihannya adalah tak kenal lelah dan kerap membantu serangan. Zambrotta punya intelejensi bermain yang baik dan umpan silang yang bagus. Mantan pemain Bari ini juga punya tekel yang sempurna.

  • Alessandro Del Piero (1993-sekarang )
Pemilik rekor bertanding dan top skorer Juventus ini adalah ikon Juventus. Bukan kejutan jika namanya masuk dalam Tim Dekade Juventus. Kendati pernah mendapat saingan dari Zlatan Ibrahimovic, Adrian Mutu, Vincenzo Iaquinta dan Amauri, The Golden Boy tetap menjadi pilihan utama setiap pelatih Juve.

Pemain yang punya seribu trik untuk mengelabuhi lawan

  • David Trezeguet (2000-sekarang)
Juventus memboyong David Trezeguet untuk menggantikan peran Inzaghi yang dilepas ke AC Milan. Pemain asal Prancis ini bergabung dari Monaco pada musim 2000, ia sukses mencetak 15, 32, 13, 22, 14, 29, 15 dan 20 gol pada delapan musim pertamanya di Serie A. Trezegol adalah pemain asing yang menjadi top skorer di Turin. Sempat dikabarkan akan hengkang di musim ini, Trezeguet dikenal memiliki telepati dengan Del Piero, hingga menjadi duet maut di lini depan.

Skuad Terbaik Juve =
  •  Kiper: Buffon
  • Bek: Thuram - Cannavaro - Montero - Pessotto
  • Tengah: Camoranesi - Davids - Nedved - Zambrotta
  • Depan: Trezeguet - Del Piero

Kamis, 05 September 2013

 11 Pemain Terbaik Sepanjang Sejarah Juventus




1. Antonio Conte layak dikedepankan sebagai sosok utama dalam Scudetto ke-28 Juventus. Sosok yang diangkat sebagai pelatih Juventus di awal musim 2011/2012 langsung menghadirkan trofi Serie A di tahun perdananya. Pria kelahiran Lecce, 31 Juli 1969 ini merupakan eks punggawa Juventus dalam kurun waktu 1991 hingga 2004. Sewaktu memperkuat Juventus, Conte menjadi sosok gelandang tangguh dan dianggap sebagai salah satu pemain paling berpengaruh sepanjang sejarah Bianconeri. Sehingga, tidak heran Conte diangkat sebagai kapten tim sebelum akhirnya ban kapten diberikan kepada Del Piero. Saat Del Piero mengalami cedera panjang selama musim 1998-1999, ban kapten kembali melingkar di tangan Conte dan membawa Juventus ke semifinal Liga Champions. Ban kapten tetap melingkar di tangan Conte hingga musim 2001/2002. Pemiliki 419 caps dan 44 gol sepanjang karirnya di Juventus tersebut pun sempat membawa Juventus ke partai puncak Liga Champions 2002/2003 sebelum akhirnya kandas oleh AC Milan melalui adu penalti. Sepanjang karirnya bersama Juventus, Conte telah mempersembahkan lima gelar Serie A (1995,1997.1998,2002,2003), satu gelar Liga Champions (1996), satu Piala Uefa (1993), serta satu Piala Intertoto (1999).

2. John Hansen menjadi punggawa Juventus dalam rentang 1948 hingga 1954. Eks striker asal Denmark ini mencetak 124 gol dalam 187 pertandingan sepanjang karirnya di Juventus. Selama di Juventus, Hansen pun sempat menorehkan namanya sebagai Capocannoniere Serie A musim 1951/1952 dengan raihan 30 gol. Eks pemain yang awalnya hampir bergabung dengan rival sekota Juventus, Torino tersebut melegenda berkat duet maut dengan kompatriotnya asal Denmark, Karl Aage Praest. Keran gol eks pemain berperawakan tinggi tersebut mengalir deras berkat sodoran umpan-umpan Praest yang bermain di sektor sayap. Duet Denmark tersebut pun berhasil menghantarkan Juventus sebagai juara Serie A musim 1949/1950. Hansen sendiri pun mencetak 28 gol dalam 37 pertandingan. Di musim berikutnya, Juventus menghadirkan sosok Denmark lainnya, Karl Aage Hansen. Berkat kerjasama Hansen bersama dua kompatriotnya tersebut, Bianconeri berhasil merebut gelar scudetto pada musim 1951/1952. John Hansen pun dianugerahi gelar capocannoniere musim tersebut dengan gelontoran 30 gol. Sepanjang enam tahun karirnya di Juventus, Hansen telah mengoleksi 124 gol dari 87 pertandingan.

3. Paolo Montero dikenang sebagai benteng pertahanan Juventus pada 1996 hingga 2005. Selain dikenal sebagai sosok bek tangguh, pria asal Uruguay tersebut juga dikenal sebagai sosok pemain yang tenang saat mengawal jantung pertahanan. Eks pemain yang fasih bermain di sentral dan kiri pertahanan tersebut juga dikenal sebagai pemain langganan kartu merah akibat dari gaya bermainnya yang cenderung keras. Eks pemain yang mengakhiri karirnya bersama klub Uruguay, Penarol pada 2007 itu merupakan pemain yang menerima kartu merah terbanyak di Serie A. Namun, eks pemain yang didatangkan Juventus dari Atalanta tersebut berhasil menghadirkan empat scudetti (1997, 1998, 2002, 2003), dua gelar Coppa Italia (2002 dan 2004), tiga gelar Super Coppa Italia (1997, 2002, 2003), Piala Super Erropa (1996), Piala Interkontinental (1996), serta satu Piala Intertoto (1999).

4. Pavel Nedved didatangkan Juventus dari Lazio pada bursa transfer musim panas 2001 untuk menggantikan Zinedine Zidane yang dilepas Juventus ke Real Madrid. Sosok asal Republik Ceko tersebut pun menjawab keraguan publik Delle Alpi. Eks pemain kelahiran 30 Agustus 1972 tersebut menghadirkan trofi scudetto di musim debutnya bersama La Vecchia Signora. Semusim berselang, 2002/2003, eks pemain yang dijuluki Furia Cieca oleh tifosi Juventus tersebut kembali menghadirkan scudetti kedua di tahun keduanya di Delle Alpi. Pada tahun yang sama, Nedved juga berhasil membawa Juventus ke final Liga Champions di Old Trafford. Nedved sendiri tidak bermain di babak final akibat akumulasi kartu kuning. Meskipun gagal membawa Juventus meraih trofi Liga Champions, Nedved dinobatkan sebagai Pesepakbola Eropa Terbaik 2003. Selain trofi scudetto (2001/2002 dan 2002/2003), Sosok yang tetap bertahan di skuad Bianconeri meskipun terdegradasi ke Serie B tersebut juga menghadirkan trofi Super Coppa Italia di tahun yang sama. Nedved kemudian mengundurkan diri dari kancah sepak bola pada akhir musim 2008/2009. Eks pemain yang mengoleksi 247 caps dan 50 gol bersama sepanjang karirnya bersama Juventus tersebut pun kini bergabung dalam jajaran manajemen Juventus.

5. Gianluca Pessoto bergabung dengan Juventus pada 1995. Kehadiran Pessoto membantu Juventus menghadirkan sebutan tim dengan pertahanan terkuat. Selama 12 tahun karirnya di Juventus (1995-2006), eks bek tangguh itu telah mengoleksi 250 caps dan dua gol. Sepanjang karirnya, eks pemain kelahiran 11 Agustus 1970 itu telah menyumbangkan 4 scudetti (1997, 1998, 2002, 2003), 1 Coppa Italia (1995), 4 Super Coppa Italia (1995, 1997, 2002, 2003), Liga Champions (1996), Piala Super Eropa (1996), Piala Interkontinental (1996), serta Piala Intertoto (1999).

6. Gianluigi Buffon tidak diragukan lagi menjadi calon legenda Juventus. Pemain yang mengawali karirnya bersama Parma tersebut berkembang menjadi salah satu kiper terbaik di dunia saat ini. Terakhir, kiper yang dianugerahi gelar Kiper Terbaik Serie A delapan kali tersebut berhasil membawa Juventus meraih scudetto 2011/2012. Sejak didatangkan Juventus dari Parma pada 2001, Buffon menjadi sosok yang tak tergantikan di bawah mistar gawang Juventus. Pemain yang mendapat julukan Superman tersebut telah menghadirkan tiga scudetti bagi Juventus (2002, 2003, 2012), belum termasuk 2 scudetti yang dicabut. Buffon pun bersama Alessandro Del Piero, David Trezeguet dan Pavel Nedved pun tetap setia di Delle Alpi ketika Juventus didegradasi ke Serie B. Hingga saat ini, kiper yang membawa Italia menjadi juara Piala Dunia 2006 tersebut telah mengantungi 324 caps bersama Juventus.

7. Alessandro Del Piero tak pelak telah menjadi ikon Juventus sejak bergabung pada 1993. Del Piero layak menjadi legenda Juventus setelah mencetak 207 gol dari 512 penampilan bersama La Vecchia Signora di Serie A. Namanya pun termasuk ke dalam 125 pemain terbaik di dunia versi Pele. Pemain yang biasa berposisi sebagai penyerang dan penyerang lubang tersebut telah menyumbangkan 6 Scudetti bagi Bianconeri (1995, 1997, 1998, 2002, 2003, 2012), 2 gelar lainnya dicabut akibat skandal calciopolli. Selain itu, pememgang rekor gol Juventus (289 gol) tersebut telah menyumbangkan 4 Super Coppa Italia, 1 Coppa Italia, 1 Liga Champions, 1 Piala Super Eropa, 1 Piala Intertoto, dan 1 Piala Interkontinental. Del Piero pun tercatat sebagai pemain yang paling membela Juventus di berbagai kompetisi dengan 700 penampilan. Gelar Scudetto 2012 pun nampaknya akan menjadi sumbangan gelar terakhir Del Piero untuk Juventus setelah kontraknya yang berakhir musim ini tidak diperpanjang oleh pihak Juventus.

8. Ciro Ferrara merupakan salah satu bek terbaik yang pernah bermain untuk Juventus. Sosok yang sempat melatih Juventus pada musim 2010/2011 tersebut merupakan salah satu pilar penting Juventus di dekade 90-an. Ferrara mengawali karir sepak bolanya bersama Napoli. Sepuluh musim bersama Napoli, Ferrara kemudian hijrah ke Juventus pada 1994. Total 40 penampilan dan satu gol dicapai Ferrara di musim perdananya bersama Juventus. Ferrara pun pernah tercacat sebagai kapten Juventus pada rentang 1995 hingga 1996. Sosok kelahiran 11 Februari 1967 ini kemudian berhasil menghadirkan 6 scudetti bagi Juventus, selain 1 Coppa Italia, 2 Supercoppa Italia, Liga Champions, Piala Uefa, Piala Interkontinental, dan Piala Super Eropa. Deretan prestasi tersebut pun membuatnya dianggap sebagai salah satu bek terbaik di dunia pada eranya. Ferrara kemudian pensiun dari sepak bola sebagai pemain Juventus pada tahun 2005. Bersama Juventus, Ferrara telah melakoni 253 caps dan 15 gol di Serie A.

9. Michel Platini merupakan salah satu pesepak bola terbaik di dunia sepanjang sejarah. Bergabung bersama Juventus pada 1982, Platini berkembang menjadi salah satu pesepak bola terbaik di masa itu. Legenda asal Perancis tersebut pun dua kali dinobatkan sebagai peraih Ballon d’Or pada 1984 dan 1985, pemain pertama yang melakukannya sejak penghargaan tresebut pertama kali diberikan pada 1982. Wajar, selama 5 musim memperkuat Bianconeri, Platini telah menghadirkan 2 Scudetti (1984, 1986), Coppa Italia (1983), Piala Winner (1984), Piala Interkontinental (1985), Piala Super Eropa (1984). Platini sendiri kemudian pensiun sebagai pemain sepak bola bersama Juventus pada 1987. Bersama Juventus di Serie A, Platini telah mencicipi 147 caps dan 68 gol.

10. Dino Zoff tak terlepaskan dari sejarah Juventus. Kiper peringkat tiga terbaik abad ke-20 versi IFFHS ini meraih 6 scudetti bersama Juventus (1973, 1975, 1977, 1978, 1981, 1982), 2 Coppa italia (1979, 1983), serta satu Piala UEFA (1977). Zoff pun pernah tercatat sebagai pemain tertua dan terbanyak tampil di Serie A (570 pertandingan) sebelum akhirnya rekor tersebut dipecahkan oleh Marco Ballota dan Paolo Maldini. Zoff memperkuat Juventus pada rentang 1972 hingga pnsiun pada 1983 dengan 330 penampilan di Serie A.

11. Alessio Tacchinardi merupakan salah satu gelandang bertahan yang pernah dimiliki oleh Juventus. Bersama Juventus, Tacchinardi telah meraih 17 trofi. Tacchinardi bahkan termasuk ke dalam 50 pemain Juventus yang namanya dibadikan di stadion baru Juventus, The Juventus Stadium. Sepanjang karirnya di Juventus, Tacchinardi meraih 5 Scudetti, 1 Piala Italia, 4 Piala Super Italia, 1 Piala Interkontinental, 1 Liga Champions, 1 Piala Intertoto, serta 1 Piala Super Eropa.

Sejarah Juventus Fc

Sejarah Juventus
Juventus Football Club atau yang dikenal dengan sebutan Juventus atau Juve adalah klub sepakbola ITalia yang bermarkas di kota Turin dan juga merupakan klub sepakbola tertua ketiga di Italia. Tanggal 1 November 1897 Juventus resmi didirikan oleh beberapa mahasiswa dari universitas Massimo D'Azeglio Lyceum yang terletak di kota Turin dengan nama klub, Juventus Sport Club. Tiga tahun kemudian Juventus sudah berhasil bergabung dengan kompetisi kejuaraan Sepakbola Italia.
Nama klub berubah menjadi Juventus Football Club dan setelah memakai nama baru tersebut, tahun 1905 Juve berhasil meraih scudetto pertamanya yang saat itu masih menggunakan stadion Umberto Velodromo. Setahun kemudiaan perpecahan terjadi di klub Juve dimana sang  Presiden saat itu, Alfredo Dick memilih keluar dari Juve dengan membawa beberapa pemainnya dari Juve dan membangun klub saingan yakni Torino (nantinya akan menjadi laga derby dengan klub Juventus). Karena perpecahan saat itu Juve pun mulai gagal mencapai keberhasilan. Tahun 1923 pemilik perusahaan Fiat, Edoardo Agnelli mengambil alih klub Juventus dan dengan bantuannya Juve bisa memenangkan scudetto kedua tahun 1926.
Menjalani era tahun 1930-an, Juventus sangat mendominasi liga domestik dengan berhasil meraih lima scudetto berturut-turut sejak tahun 1930. Scudetto kedelapan Juve baru datang di tahun 1950 dan di tahun 1958 Juventus menerima pernghargaan medali Golden Star untuk disematkan di jerseynya setelah menjadi tim pertama Italia yang meraih sepuluh gelar liga saat itu.
Pertengahan era tahun 1980-an dimana saat itu Juventus telah mengoleksi 20 piala scudetto, Juve pun memperoleh Golden Star kedua untuk disematkan lagi di jerseynya. Tahun 1985 Juve meraih Piala Eropa dengan mengalahkan Liverpool di babak final tetapi euforia itu dirusak oleh bencana yang terjadi di stadion Heysel, dimana tercatat 39 orang yang sebagian besar pendukung Juve tewas dalam tragedi naas tersebut.
Tahun 1996 dibawah asuhan Marcello Lippi, Juve telah memenangkan sejumlah gelar Seri A dan juga Piala Eropa. Pertengahan musim 2004 Fabio Capello mengambil alih kursi pelatih dan membawa Juventus untuk memenangkan kembali gelar Seri A, namun gelar tersebut dibatalkan oleh FGIC setelah Juventus dinyatakan bersalah atas keterlibatannya dalam kasus Calciopoli (pengaturan skor pertandingan). FGIC pun mengambil tindakan tegas dengan mendegradasikan Juventus ke Seri B untuk mengikuti musim 2006/2007.
Semusim di Seri B, Juve sudah naik  ke Seri A dengan status juara di Seri B. Namun setelah dampak negatif kasus Calciopoli tersebut, nama besar Juve seaakan redup sehingga satu gelarpun belum bisa diraihnya hinnga di akhir musim 2010/2011 Juve hanya bisa finish di pos ketujuh Seri A.
Saingan utama Juventus adalah tim sekotanya, Torino dan telah mengabadikan laga krusial bila bertemu dengan klub Intermilan dimana laga ini bertajuk Derby d'Italia yang artinya laga Derby Italia. Juve dijuluki dengan nama La Vecchia Signora (Si Nyonya Tua), bisa juga disebut Bianconeri (hitam-putih), dan juga ada sebutan lain yaitu le Zebre. Juventus adalah klub sepakbola paling sukses dalam sejarah sepakbola Italia yang telah mengumpulkan 51 piala resmi yang melebihi dari tim-tim Italia lainnya.

Prestasi Juventus:
Domestik:
27 kali Juara Italia Championship / Seri A: Tahun 1905 ; 1926 ; 1931 ; 1932 ; 1933 ; 1934 ; 1935 ; 1950 ; 1952 ; 1958 ; 1960 ; 1961 ; 1967 ; 1972 ; 1973 ; 1975 ; 1977 ; 1978 ; 1981 ; 1982 ; 1984 ; 1986 ; 1995 ; 1997 ; 1998 ; 2002 ; 2003
9 kali Juara Piala Italia: Tahun 1938 ; 1942 ; 1959 ; 1960 ; 1965 ; 1979 ; 1983 ; 1990 ; 1995
4 kali Juara Supercoppa Italia: Tahun 1995 ; 1997 ; 2002 ; 2003
1 kali Juara Seri B: Tahun 2007
Eropa:
2 kali Juara Piala European Champions / UEFA Liga Champions: Tahun 1985 dan 1996
1 kali Juara Piala UEFA Winners: Tahun 1984
3 kali Juara UEFA Cup: Tahun 1977 ; 1990 ; 1993
1 kali Juara Piala UEFA Intertoto: Tahun 1999
2 kali Juara Piala Super UEFA: Tahun 1984 dan 1996
Internasional:
2 kali Juara Piala Intercontinental: Tahun 1985 dan 1996

 # 31 scudetti Milik Juve


Stephan Lichtsteiner menegaskan
keyakinannya bahwa Juventus telah
mengantongi 31 gelar Serie A sepanjang
sejarah perjalanan klub. I Bianconeri
harus kehilangan dua Scudetti (2004/05
dan 2005/06) karena keterlibatan mereka dalam Calciopoli yang
mengguncang sepakbola Italia tujuh
tahun silam. Namun, sampai sekarang
kontroversi mengenai gelar yang diraih Si
Nyonya Tua terus berlanjut dan
Lichtsteiner memiliki opini sendiri. "Masih ada beberapa orang yang
mencoba menjelaskan bahwa Juventus
tidak berhak atas dua gelar yang telah
dicabut, tapi itu tidak demikian," tutur
sang wing-back. "Dua titel itu dimenangkan oleh tim di
lapangan. Bagi saya, Juventus telah
mengoleksi 31 Scudetti."

Jadwal UCL Juventus

Jadwal UEFA CHAMPIONS LEAGUE GRUB ''B''  JUVENTUS

 

Copyright © 2010 Sport

Template N2y Suka-Suka by Nano Yulianto