Tragedi Heysel, Sejarah Paling Kelam dalam Dunia Sepakbola
Tragedi Heysel. Tragedi Heysel merupakan tragedi yang
sangat mengerikan ketika itu, dimana sekitar 600 supporter sepakbola
menderita cedera dan di eropa sedang memperingati terjadinya tragedi
tersebut seperti yang saya kutip dari situsnya tempointeraktif. Presiden UEFA, Michael Platini berjanji tragedi di Stadion Heysel
tidak akan terulang kembali di mana dirinya menghadiri peringatan 25
tahun terjadinya kejadian memilukan itu di Italia. Platini mengatakan
peringatan tragedi juga dilakukan di Belgia, Inggris, dan Italia untuk
mengenang peristiwa yang terjadi pada 1985 tersebut. Ketika itu, 39
nyawa melayang, kebanyakan suporter fanatik Juventus ketika tembok
stadion runtuh di mana mereka sedang menunggu untuk menonton timnya
bermain melawan Liverpool pada laga final Piala Eropa di Brussels. 600
suporter lainnya menderita cedera.
Foto Galeri Tragedi Heysel


Meski peristiwa itu memakan nyawa, panitia tetap menggelar laga antara
Liverpool dan Juventus tersebut. Mereka memutuskan jika membatalkan
pertandingan akan membawa risiko terjadinya kerusuhan. Platini, yang
waktu itu menjadi punggawa Juventus di mana timnya menang 1-0 dan
menggondol gelar pertama Eropa, mengingat kegelapan menghampirinya
ketika insiden itu terjadi. “Saya tidak memikirkan hal itu sama seperti
pemain lainnya yang akan tampil di ajang penting. Namun pertandingan
digelar di tengah-tengah kegelapan yang membayangi kami. Saya masih
mengingatnya sampai hari ini dan tidak bisa melupakannya,” kata Platini.
“Sebagai Presiden UEFA saya menjamin ini akan menjadi prioritas utama
saya untuk menjamin tragedi seperti ini tidak terulang kembali,” tegas
Platini. Di Inggris, untuk mengenang tragedi Heysel, lonceng-lonceng
dibunyikan di seantero Liverpool. 39 genta lonceng dibunyikan di balai
kota untuk mengenang korban dan bendera di kibarkan di seluruh Liverpool
untuk menghormati tragedi tersebut.
Direktur Pelaksana Liverpool, Christian Purslow menghadiri acara
peringatan di Turin, markas Juventus, beserta para keluarga korban. Bos
anyar Nyonya Tua, Andrea Agnelli juga berbicara mengenai kenangannya
atas kejadian itu. “Saya masih berusia 9 tahun ketika persitiwa itu
terjadi. Saya sedang menonton televisi dan meliaht ekspresi orang tua.
Namun saya tidak menyadari apa itu dan mereka tidak bisa menjelaskan
kepada saya kejadian tersebut,” ungkap Agnelli.
“Setelah saya dewasa saya baru mengerti. Saya selalu berjuang keras
untuk merasakan kemenangan Juventus ketika itu, meski para pemain
meyakinkan saya itu adalah pertandingan nyata. Kini kami harus
meyakinkan generasi masa depan memiliki stadion yang aman agar sepak
bola bisa dinikmati dalam suasana tenang dan penh suka cita,”tegasnya.
Akibat tragedi Heysel seluruh tim Inggris dilarang tampil di ajang Eropa
selama lima tahun. Liverpool sendiri mendapat sanksi tambahan semusim.
Meski mengkritik kebijakan UEFA dan Asosiasi Sepak Bola Belgia terkait
kondisi Stadion Heysel yang tua dan alokasi tiket, tidak ada
penyelidikan resmi yang digelar. Stadion Heysel diruntuhkan pada 10994
dan digantikan dengan nama Stadion King Baudouin. Di sini juga digelar
peringatan tragedi Sabtu kemarin. Sebuah patung untuk mengenang korban
juga didirikan di luar stadion
0 komentar:
Posting Komentar